Selamat datang di web BabadBanten.com
Home » » Demokcrazy Kita: Mencoblos Kotak Kosong

Demokcrazy Kita: Mencoblos Kotak Kosong

Posted by BabadBanten.Com on Minggu, 11 Februari 2018




Oleh : Tubagus Soleh (Ketum DPN Babad Banten)

Sangat lucu,pesta demokrasi yang menghamburkan duit rakyat puluhan Milyar hanya untuk mencoblos kotak kosong. Padahal harapan rakyat sangat membuncah untuk benar-benar bisa berpesta dan bergembira dalam menentukan benar-benar pemimpinnya. Kita sudah sepakat dalam menentukan kepemimpinan politik di negeri ini dengan cara berdemokrasi. Siapa yang mendapatkan suara terbanyak dari rakyat dialah yang menjadi pemimpin politik atau pemerintahan. Namun dalam proses untuk menjadi pemimpin politik tidak se indah yang tertera dalam teori-teori demokrasi.
Yang paling lucu adalah ketidakberanian Parpol dalam mengusung Tokoh alternatif atau setidaknya kadernya sendiri untuk diperjuangkan menjadi pemimpin politik. Padahal sesungguhnya parpol memiliki tanggungjawab penuh untuk melahirkan pemimpin bangsa. Malah yang kita liat parpol beramai-ramai mengusung satu calon secara 'bulat'. Aneh tapi nyata. Inilah anomali demokrasi kita. Khususnya di provinsi Banten. Bayangkan tiga daerah di Banten rakyat harus memilih kotak kosong sebagai pilihannya. Dan ini juga menegaskan kegagalan proses kaderisasi parpol atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Banten. Jika demokrasi adalah duit. Maka tidak perlu kita bersusah payah menentukan kepala daerah di suatu kabupaten atau kota. Kita sepakati saja pakai sistem neo monarki. Atau kembalikan saja pemilihan bupati atau walikota seperti zaman orde baru,dipilih oleh DPRD. Lebih simpel dan hemat budget.
Kenyataannya Bupati,Walikota,Gubernur atau bahkan Presiden yang dihasilkan oleh sistem zaman orba tidak kalah mencorong prestasinya dengan hasil Pemilihan Langsung era reformasi. Yang paling penting dari demokrasi zaman orba adalah ancaman distegrasi Nasional nyaris tidak ada. Sekalipun ada sedikit letupan2 kecil tidaklah mengganggu keamanan secara nasional. Sedangkan dengan sistem Demokrasi liberal yang dipertontonan saat ini merupakan pintu masuk bagi virus2 bangsa yang suatu saat bisa merobohkan pilar bangsa kita yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Demokrasi bukanlah sistem terbaik bagi bangsa kita. Para leluhur kita tidak pernah menggunakan sistem politik demokrasi. Bahkan negara tempat demokrasi dilahirkan telah bangkrut alias kolaps. Yang paling pas buat kita adalah sistem musyawarah mufakat. Dan inilah yang sejak dulu kala menjadi pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di nusantara.
Dengan kenyataan politik saat ini,dimana duit menjadi panglima, bagi kita demokrasi sudah tidak menarik lagi kita usung dan kita gembar gemborkan sebagai sistem terbaik politik berbangsa dan bernegara. Kita harus kritis dan mempertanyakan sistem demokrasi yang di pakai oleh bangsa ini. Tentu saja dengan cara yang sesuai dengan mekanisme politik negara kita.
Kegagalan kontestasi anak bangsa yang memiliki kapasitas dan kualitas bagus hanya karena tidak ada duit membuat kita miris. Apalagi ada faktor arogansi kekuasaan yang tidak sehat dengan cara 'memborong' parpol untuk dijadikan kendaraan pengusungnya. Dengan sang pemborong sebagai calon satu satunya dalam pilkada. Ini kejadian lucu bin aneh yang tidak waras.
Wajar saja bila kemudian adanya penolakan dari kaum kritis yang membentuk perlawanan semisal aliansi pilih dan coblos kotak kosong yang mulai bergerak. Kemuakan publik akan terus mengental jika para elit parpol tidak mampu membaca tanda2 zaman yang anomali ini. Siapapun akan kesulitan membendung kemuakan publik terhadap sikap arogan kekuasaan dengan cara-cara tidak sehat dalam berpolitik. Seandainya --dengan izin Sang Maha Kuasa-- kotak kosong yang menang dalam suatu pilkada apa kata dunia? Berarti mencerminkan perlawanan rakyat sudah bergerak dan akan terus membesar sampai pada titik nadhirnya. Sistem demokrasi sudah semestinya kita evaluasi secara kritis. Karena demokrasi sudah berubah menjadi demokcrazy. Klo begitu Kita Coblos aja kotak kosong. Why Not?

Thanks for reading & sharing BabadBanten.Com

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Iklan disini

contoh