PANGERAN SUNYARARAS DATUK PENGHULU ULAMA
HIJAZ
Oleh: Imaduddin Albantanie (Waketum Babad
banten)
Pangeran Sunyararas bin Maulana Hasanudin
memang tidak menggantikan ayahnya menjadi Sultan Banten. Yang menggantikan
ayahnya menjadi sulthan Banten adalah kakak kandungnya yang satu ibu yang
bernama Maulana Yusuf. Tetapi kemudian disuatu masa nanti akan ada keturunannya
yang akan mengharumkan nama Banten ke seluruh penjuru dunia.
Pangeran Sunyararas dikenal juga dengan nama Pangeran
Tajul Arasy. Ibunya adalah Nyai Ratu Kirana Purnamasidi putri Raden Fatah, raja
Demak Bintoro. Jadi dalam diri Pangeran Sunyararas mengalir pula darah
raja-raja Majapahit karena Raden Fatah adalah putra Brawijaya, raja Majapahit
terahir. Pangeran Sunyararas pula
keturunan Syekh Abdulqodir Al-Jailani, karena isteri Raden Fatah, Syarifah Siu
Ban Ci cucu Syekh Quro Karawang, seorang Syarifah beribu cina adalah keturunan
Syekh Abdul Qodir Al Jailani.
Isteri Pangeran Sunyararas tidak tercatat dalam buku
induk nasab Banten, yang disebutkan bahwa Pangeran Sunyararas mempunyai lima
orang anak yaitu: Pangeran Wiraraja atau yang dikenal dalam pencatatan nasab
berikutnya dengan nama Mas Wi, Pangeran Warung, Ratu Tanjung, Ratu Wadon dan
Ratu Panggung. Dari Pangeran Wiraraja atau Mas Wi atau Pangeran Jagalautan
inilah kemudian menurunkan tokoh ulama besar Syekh Muhammad Nawawi Al Bantanie,
penghulu ulama hijaz.
Pangeran Wiraraja mempunyai isteri Ratu Jepara dan
dikaruniai tiga orang anak Tubagus Wiranegara 1 atau Mas Nun, Tubagus.Wiraraja
2 dan Tubagus Maja. Tubagus Wiranegara 1 mempunyai lima anak yaitu Tubagus
Idham atau Tubagus Wiranegara 2, Tubagus Mahmud alias Tubagus Mas Kun, Ratu
Kusuma, Ratu Hadijah, Ratu Panggung.
Tubagus Wiranegara 2 atau Tuabagus Idham mempunyai
seorang putri bernama Ratu Maimunah yang dinikahkan dengan Penguasa Tanggerang,
Raden Arya Wangsakara atau Raden Kenyep atau Imam Haji Wangsareja bin Pangeran
Wiraraja Sumedang bin Prabu Geusan Ulun. Dari pernikahan ini mempunyai seorang
putra bernama Raden Wiranegara 3 atau Syekh Ciliwulung.
Keturunan Tubagus Maskun dan Syekh Ciliwulung kemudian
yang tersebar di Banten Utara. Bermunculanlah tokoh tokoh ulama lain selain
Syekh Nawawi.Al-Bantani seperti Syekh Abdul Karim al Bantani, Mursyid Tarekat
Alqodiriyah wannaqsyabandiyah, Syekh Arsyad Towil, Syekh Arsyad Qoshir, Syekh
Hasan Bashri, Syekh Astari, Syekh Syanwani Kelapiyan, Syekh Sahal Lopang, Ki
Adung Lempuyang, KH. Mufti Asnawi, KH. Maruf Amin dan lain-lain. Pangeran
Sunyararas dimakamkan di Tanara dan selalu ramai diziarahi masyarakat dari
berbagai daerah.
SILSILAH SYEKH MUHAMMAD ABDUL GAOS SAEFULLLOH MASLUL (ABAH
GAOS)
MUSRYID TAREKAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH (TQN)
PONDOK PESANTREN SURYA LAYA
1.
Nabi
Muhammad SAW
2.
Fatimah
Azzahra RA
3.
Sayyidina
Husen RA
4.
Ali Zaenal
Abidin
5.
Muhammad
Al-Bagir
6.
Ja’far
Sodiq
7.
Ali Al
Uraidi
8.
Muhammad
An-Naqib
9.
Isa Arrumi
10.
Ahmad
Al-Muhajir
11.
Ubaidillah
12.
Alwi
13.
Muhammad
14.
Alwi
15.
Ali Khala
Qosam
16.
Muhammad
Sohib Mirbat
17.
Alwi Amir
Faqih
18.
Abdul
Malik Azmat Khan
19.
Abdullah
Azmat Khan
20.
Ahmad Syah
Jalaludin
21.
Syekh
Jumadil Kubro
22.
Ali Nurul
Alam
23.
Abdullah
Imaduddin
24.
Syarif
Hidayatullah/Sunan Gunung Jati
25.
Maulana
Hasanudin
26.
Pangeran
Sunyararas/Pangeran Tajul Arsy
27.
Mas Wi/Pangeran
Wiraraja/Pangeran Jaga Laut/Sayyid Saefullah
28.
Mas
Nun/Tb.Wiranegara I
29.
Mas
Kun/Tb. Makhmud
30.
Mas
Bugel/Harun Rasid
31.
Janta/Hasan
Abdul Majid
32.
Jamat/Abdul
Gani
33.
Ali/Ali
Mustofa
34.
Bukhori
35.
Abdul
Karim
36.
Ahmad
Abdul Jabbar
37.
Abdul Gani
38.
Hasan
Basri
39.
M.Ibrohim
40.
Abah
Gaos/Syekh Muhammad Abdul Gaos
Dikeluarkan oleh
Kekancingan Babad Banten
Ketua
Tb. Moggy Nursatya Aria
Tirtayasa
BabadBanten
Februari 15, 2018
New Google SEO
Bandung, IndonesiaPencak Silat sebagai salah satu warisan adiluhung dari leluhur Bangsa Indonesia menjadi salah satu olaraga beladiri sekaligus budaya yang geliatnya mulai dirasakan terutama dikalangan anak anak muda.
Kini Pencak Silat menjadi
salahsatu olahraga beladiri yang makin di gemari. terbukti mulai banyaknya
kesadaran untuk mempelajari beladiri tersebut,
sejajar dengan beladiri dari luar yang makin berjamur di Indonesia.
Salah satu Geliat yang terlihat
diantaranya terlihat dari antusiasme para pemuda Serpong Kota Tangerang Selatan
yang sedang berlatih di Perguruan Silat Gerak Panca Jiwa Padepokan Pusaka
Serpong.
Pencak silat yang digagas para
putra daerah dengan tujuan membentengi anak anak muda dari pengaruh negatif
dari kemajuan zaman, mengemas pencak silat dari sisi budaya maupun prestasi,
diantaranya dengan bergabung dengan komunitas Centeng Budaya Tangerang Selatan
( CBTS ) yang concern dengan Silat budaya dan tradisi.
Dari segi Prestasi Pencak Silat
Gerak Panca Jiwa telah menorehkan prestasi dengan mengikuti kegiatan Pencak
Silat Prestasi yang diselenggarakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ),
untuk tingkat Sekolah dasar saja berhasil memperoleh 2 Medali emas pada event
Cikal Harapan Festival Tahun 2017 dan Tangerang Selatan Championship ( TAPCHA )
pada Tahun 2017.
BabadBanten
Februari 14, 2018
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Geliat budaya mengolah Jiwa Pencak Silat Gerak Panca Jiwa
Posted by BabadBanten.Com on Rabu, 14 Februari 2018
RANGKAS,
BABADBANTEN.com--Selama
tiga hari dari mulai tanggal 3 sampai 8 Februari 2018 betempat di Aula Gedung
Sugri Rangkasbitung, siswa-siswi SMA di Kabupaten Lebak mengikuti kegiatan Revitalisasi
Sastra : Angklung Buhun Baduy tahun 2018, sebuah kegiatan tahunan yang diadakan
oleh Kantor Berita Banten.
Sementara itu SMA Negeri 1 Maja
yang diwakili oleh dua belas siswa yaitu Mimin Melani, Septian Haki Munajat,
Doni, Entung Turmuji, Rahman Rolis, Siti Sela Nursolehah, Alphina Safetiara,
Lulu Asmaul Husna, Eris Junika, Tri Fajar Yusuf Widodo, Rasya Andjani serta
Siti Revina Komariah.
Mereka sangat antusias dan merasa
senang mengikuti kegiatan tersebut. “Kami sangat senang sekali mengikuti kegaiatan
ini. Sudah dapet ilmu, makan kenyang, eh pulang dapet ongkos, ungkap Entung
sambil tersenyum gembira”.
Sementara itu Lutfi, S.Pd, MM
yang merupaka guru pendamping SMA Negeri 1 Maja dalam kesan pesan di akhir
kegiatan berharap pemerintah pusat, daerah dan khususnya Kantor Bahasa Banten
terus mendorong agar bahasa dan sastra yang ada di daerah tidak punah. “Kegitan
seperti ini harus terus dilaksanakan dan dilanjutkan di tahun-tahun yang akan
datang” tegas guru yang juga sebagai Pembina Osis SMA Negeri 1 Maja.
BabadBanten Februari 13, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia

SMAN 1 MAJA MENGIKUTI KEGIATAN REVITALISASI SASTRA ANGKLUNG BUHUN
Posted by BabadBanten.Com on Selasa, 13 Februari 2018
Oleh : Tubagus Soleh
(Ketum DPN Babad Banten)
Sangat lucu,pesta
demokrasi yang menghamburkan duit rakyat puluhan Milyar hanya untuk mencoblos
kotak kosong. Padahal harapan rakyat sangat membuncah untuk benar-benar bisa
berpesta dan bergembira dalam menentukan benar-benar pemimpinnya. Kita sudah
sepakat dalam menentukan kepemimpinan politik di negeri ini dengan cara
berdemokrasi. Siapa yang mendapatkan suara terbanyak dari rakyat dialah yang
menjadi pemimpin politik atau pemerintahan. Namun dalam proses untuk menjadi
pemimpin politik tidak se indah yang tertera dalam teori-teori demokrasi.
Yang paling lucu
adalah ketidakberanian Parpol dalam mengusung Tokoh alternatif atau setidaknya
kadernya sendiri untuk diperjuangkan menjadi pemimpin politik. Padahal
sesungguhnya parpol memiliki tanggungjawab penuh untuk melahirkan pemimpin
bangsa. Malah yang kita liat parpol beramai-ramai mengusung satu calon secara
'bulat'. Aneh tapi nyata. Inilah anomali demokrasi kita. Khususnya di provinsi
Banten. Bayangkan tiga daerah di Banten rakyat harus memilih kotak kosong
sebagai pilihannya. Dan ini juga menegaskan kegagalan proses kaderisasi parpol
atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Banten. Jika demokrasi adalah duit.
Maka tidak perlu kita bersusah payah menentukan kepala daerah di suatu
kabupaten atau kota. Kita sepakati saja pakai sistem neo monarki. Atau
kembalikan saja pemilihan bupati atau walikota seperti zaman orde baru,dipilih
oleh DPRD. Lebih simpel dan hemat budget.
Kenyataannya
Bupati,Walikota,Gubernur atau bahkan Presiden yang dihasilkan oleh sistem zaman
orba tidak kalah mencorong prestasinya dengan hasil Pemilihan Langsung era
reformasi. Yang paling penting dari demokrasi zaman orba adalah ancaman
distegrasi Nasional nyaris tidak ada. Sekalipun ada sedikit letupan2 kecil
tidaklah mengganggu keamanan secara nasional. Sedangkan dengan sistem Demokrasi
liberal yang dipertontonan saat ini merupakan pintu masuk bagi virus2 bangsa
yang suatu saat bisa merobohkan pilar bangsa kita yang berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Demokrasi bukanlah
sistem terbaik bagi bangsa kita. Para leluhur kita tidak pernah menggunakan
sistem politik demokrasi. Bahkan negara tempat demokrasi dilahirkan telah
bangkrut alias kolaps. Yang paling pas buat kita adalah sistem musyawarah
mufakat. Dan inilah yang sejak dulu kala menjadi pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara di nusantara.
Dengan kenyataan
politik saat ini,dimana duit menjadi panglima, bagi kita demokrasi sudah tidak
menarik lagi kita usung dan kita gembar gemborkan sebagai sistem terbaik
politik berbangsa dan bernegara. Kita harus kritis dan mempertanyakan sistem
demokrasi yang di pakai oleh bangsa ini. Tentu saja dengan cara yang sesuai
dengan mekanisme politik negara kita.
Kegagalan kontestasi
anak bangsa yang memiliki kapasitas dan kualitas bagus hanya karena tidak ada
duit membuat kita miris. Apalagi ada faktor arogansi kekuasaan yang tidak sehat
dengan cara 'memborong' parpol untuk dijadikan kendaraan pengusungnya. Dengan
sang pemborong sebagai calon satu satunya dalam pilkada. Ini kejadian lucu bin
aneh yang tidak waras.
Wajar saja bila
kemudian adanya penolakan dari kaum kritis yang membentuk perlawanan semisal
aliansi pilih dan coblos kotak kosong yang mulai bergerak. Kemuakan publik akan
terus mengental jika para elit parpol tidak mampu membaca tanda2 zaman yang
anomali ini. Siapapun akan kesulitan membendung kemuakan publik terhadap sikap
arogan kekuasaan dengan cara-cara tidak sehat dalam berpolitik. Seandainya
--dengan izin Sang Maha Kuasa-- kotak kosong yang menang dalam suatu pilkada
apa kata dunia? Berarti mencerminkan perlawanan rakyat sudah bergerak dan akan
terus membesar sampai pada titik nadhirnya. Sistem demokrasi sudah semestinya
kita evaluasi secara kritis. Karena demokrasi sudah berubah menjadi demokcrazy.
Klo begitu Kita Coblos aja kotak kosong. Why Not?
BabadBanten
Februari 11, 2018
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Struktur Redaksi
Babadbanten.com
Dewan
Penasehat
Tubagus H.Jajat Munajat
Syekh Rohimudin Nawawi Albantani
Tubagus Moggi Nursatya Aria Tirtayasa
Pimpinan
Umum
Tubagus Soleh
Dewan
Redaksi
Tubagus Soleh
KH.Imaduddin Utsman
Maman Faturahman
Lutfi Abadul Gani
Alex
Tubagus Taufiq Iskandar
Tubagus Ncep Syaifuddin
Pimpinan
Redaksi
Maman Faturahman
Wakil
Redaksi
Lutfi Abdul Gani
Redaktur
Pelaksana
Alex
Reporter
Marketing
KH. Sihabuddin
Kyai Agus
Ratu Novi
H. Alimin
Hasan Ale
IT
Momo Mulyanto
Ade Ruswandi
Biro
Hukum
Heri Kusmawan